Era kini, tuntutan akan kemampuan menguasai keterampilan dan pengetahuan menjadi jawaban penuhi kebutuhan zaman. Jika tidak, tak heran banyak lulusan tergilas dalam persaingan global karena dinilai tak relevan dengan kebutuhan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja (DUDIKA).
Bonus demografi Indonesia yang diperkirakan terjadi pada 2030 mendatang, jika tak dipersiapkan dengan matang tentunya menjadi ancaman. Penguatan pendidikan vokasi pun menjadi signifikan dengan menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.
Pendidikan vokasi memang berorientasi pada keahlian khas serta kompeten dan terampil dalam bekerja. Urgensi program pendidikan vokasi pun makin mengemuka seiring dengan dibutuhkannya lulusan SDM pendidikan tinggi yang link and match dengan DUDIKA.
Melansir laman Kemdikbud, Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) Siti Azizah memaparkan bahwa jumlah wirausaha di Indonesia masih kecil, diperlukan kerja keras untuk meningkatkannya. Menurut data yang dipaparkannya, persentase wirausaha Indonesia masih di level 3,47 persen dengan target di akhir 2024 mendatang bisa menyentuh angka 3,95 persen.
Jika dibandingkan dengan negara tetangga, jumlah wirausaha di Indonesia masih tertinggal, padahal memiliki potensi besar. Singapura sudah 8,7 persen; Malaysia dan Thailand di atas 4,5 persen; sementara negara-negara maju di atas 12 persen. Menurut Siti, salah satu indikator negara maju adalah kewirausahaannya yang sangat tinggi.
Melalui pendidikan tinggi, diharapkan Indonesia terus berbenah meningkatkan angka kewirausahaan tersebut. Perguruan tinggi dinilai memiliki peran strategis untuk mendorong tumbuhnya wirausaha muda. Hal tersebut pula yang menjadi concern program pendidikan vokasi di perguruan tinggi, tak terkecuali Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR).
UNPAR sendiri memiliki 1 (satu) program studi pendidikan vokasi, yaitu Program Studi Diploma III Manajemen Perusahaan. D3 Manajemen Perusahaan di UNPAR yang sudah ada sejak 1955 silam, berkembang hingga kini menjadi pusat pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan manajemen dan kewirausahaan. Terakreditasi “B”, D3 Manajemen Perusahaan UNPAR menyiapkan peserta didik menjadi tenaga ahli dan profesional.
‘Program ini (vokasi,red) kami harapkan memberikan anak-anak kita nantinya bisa masuk langsung (ke DUDIKA) manakala mereka dibutuhkan. Pendidikan vokasi secara prinsip adalah 60 persen praktik dan 40 persen teori,” kata Ketua Program Vokasi UNPAR Dr.Ir. Edi Sukmoro., M.Eng.Sc.
Sebagaimana diketahui, D3 Manajemen Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik yang memiliki kompetensi vokasi dalam bidang manajemen bisnis (kewirausahaan, pemasaran, keuangan, perkantoran, dan administrasi kepegawaian) serta perpajakan (penghitungan dan pengisian SPT pajak penghasilan, PBB, Ppn, PpnBM).
Peserta didik diarahkan untuk menguasai kemampuan, keterampilan dan keahlian dalam bidang kerja tertentu sehingga dapat langsung diserap sebagai tenaga kerja di industri/ swasta, lembaga pemerintahan atau berwiraswasta secara mandiri.
“Dari sisi perguruan tinggi, kami akan mencetak orang-orang yang langsung bisa digunakan. Kami harapkan produk dari vokasi ini, begitu sarjana terapan ini muncul, mereka siap bekerja dan membantu negara,” tuturnya.
Beasiswa Covid-19
Dukungan terhadap pembangunan SDM pun diupayakan UNPAR dengan memberikan yang terbaik, baik bagi mahasiswa maupun calon mahasiswa yang berkomitmen untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi. Upaya tersebut diwujudkan dalam pemberian beasiswa bagi seluruh mahasiswa baru angkatan 2022.
Beasiswa yang diberikan dalam bentuk potongan biaya awal kuliah tersebut menjadi bentuk komitmen UNPAR yang terus mencari cara untuk memberikan akses pendidikan berkualitas bahkan dalam segi bantuan dana pendidikan. Penyaluran beasiswa bagi calon mahasiswa UNPAR tersebut juga menjadi ikhtiar UNPAR menjamin keberlangsungan pembelajaran di perguruan tinggi. Dengan harapan, semua anak tanpa terkecuali dapat berkuliah dan dapat menyelesaikan studinya meski pandemi Covid-19 masih berlangsung hingga kini.
Melalui penerimaan mahasiswa baru jalur Ujian Saringan Masuk 1 (USM-1) yang dibuka hingga 18 Januari 2022 mendatang, UNPAR memberikan beasiswa hingga 35 persen. Beasiswa yang nantinya berupa pemotongan biaya awal tersebut diberikan UNPAR bagi calon mahasiswa yang dinyatakan lulus seleksi USM-1.
Pendaftaran sebagai peserta jalur USM-1 UNPAR ini dibuka untuk semua program studi pada peminatan program S1 dan DIII melalui laman pmb.unpar.ac.id. Melalui laman tersebut, peserta dapat mengisi/melengkapi formulir isian yang tersedia sesuai dengan petunjuk.
Adapun persyaratan umum yaitu memiliki minat yang tinggi untuk melanjutkan studi di UNPAR dan akan mendaftarkan diri sebagai mahasiswa UNPAR apabila nanti dinyatakan lulus seleksi program USM. Kemudian peserta dapat memilih sampai 3 pilihan program studi. Program Studi Manajemen, Ilmu Hukum, Ilmu Hubungan Internasional dan Arsitektur tidak dapat dijadikan pilihan ke-3.
Untuk pilihan Program Studi Teknik Kimia dan Teknik Elektro terdapat syarat khusus yaitu Tidak buta warna, dibuktikan dengan melampirkan Surat Keterangan Tidak Buta Warna dari dokter spesialis mata.
Informasi selengkapnya bisa dilihat di laman pmb.unpar.ac.id atau melalui Layanan Informasi PMB UNPAR dengan mengirimkan pesan pada e-mail admisi@unpar.ac.id, telepon (022) 2032655 atau info lebih lanjut di akun @unparofficial (Instagram) dan @unpar (Official Line). (Ira Veratika SN-Humkoler UNPAR)
Artikel Pendidikan Vokasi Perkuat Masa Keemasan Bonus Demografi Indonesia diambil dari situs web Universitas Katolik Parahyangan.