Produk Industri Seni Pertunjukan

Oleh: Emmy Sundari, S.Sn., M.Sn. (Dosen Program Integrated Arts-Fakultas Filsafat UNPAR)

Produk industri seni pertunjukan bersifat intangible dan dinikmati oleh audiens dalam sebuah tontonan. Produk ini tercipta melalui aktivitas proses kreasi yang dikemas oleh produser atau event organizer dan dilanjutkan dengan aktivitas komersialisasi oleh pemilik acara baik atas dasar permintaan konsumen akhir maupun atas inisiatif sendiri. Seni pertunjukan ini dapat ditonton langsung seperti pada gedung pertunjukan, hotel, restaurant, ruang publik ataupun melalui perantara media seperti televisi dan internet.

Produk industri seni pertunjukan kadang tidak berdiri sendiri melainkan tergabung dalam sebuah paket acara. Hal ini ditemukan seperti pada paket pariwisata, pendukung sebuah acara atau eksebisi hingga sarana promosi negara yang notabene pemerintah sebagai promotor seni budaya bangsa juga berada sebagai pihak pembeli. Proses kreasi Proses kreasi merupakan titik awal penting dalam penciptaan produk seni pertunjukan. Pihak yang terlibat dalam proses kreasi ini meliputi seniman per individu, dan komunitas seni. Selain itu juga banyak ditemukan bahwa proses kreasi muncul dari lembaga pendidikan.

Dalam berkreasi, seniman tidak memikirkan terlalu dalam mengenai aspek komersial yang dapat diperoleh karena seni tidak semata mata ditujukan untuk mencari keuntungan. Hal ini perlu dijaga mengingat beberapa jenis pertunjukan terutama yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan tidak diperkenankan untuk dilakukan modifikasi dengan tujuan permintaan konsumen. Diharapkan tidak terjadi pendangkalan seni dan kooptasi serta hegemoni pemilik modal pada karya seni pertunjukan.

Proses produksi seni pertunjukan dikemas menjadi sebuah pagelaran yang menarik berkonteks komersial (mencari keuntungan) oleh produser atau event organizer. Pihak inilah yang berposisi sebagai pengemas dan mengorganisasi sebuah karya seni pertunjukan untuk menjadi produk tontonan. Proses komersialisasi Komersialisasi seni pertunjukan terletak kepada industri terkait seperti pariwisata, media promosi dan pemerintah yang berkepentingan untuk mempromosikan budaya ataupun menggunakan budaya sebagai salah satu bagian dalam kegiatan atau acara yang dikerjakan. Misalkan seni pertunjukan yang dipakai dalam acara promosi sebuah produk wisata. Proses distribusi Distribusi produk seni pertunjukan ditujukan kepada proses menyalurkan seni kepada konsumen baik untuk dinikmati langsung maupun melalui media perantara. Walaupun pada produk tertentu, ada kalanya penggunaan media perantara seperti elektronik dan internet akan mengurangi kenikmatan pemirsa. Seni pertunjukan didistribusikan kepada konsumen melalui gedung pertunjukan. Mengingat minimnya sarana gedung pertunjukan telah mencuatkan isu untuk menampilkan seni diruang ruang publik non ruang seni pertunjukan.

Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya

Industri Kreatif kelompok
Seni dan Budaya (Pertunjukan) meliputi kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten, produksi pertunjukan,
pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama,
musik-tradisional, musik-teater, opera, termasuk tour musik etnik, desain dan
pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.

Dalam konteks pengkategorian baku ilmu seni, Seni dan Budaya (Pertunjukan) memasukkan seni musik, seni drama dan teater serta seni tari. Namun, pembahasan dalam industri kreatif melepaskan seni musik menjadi kelompok sub sektor tersendiri. Sehingga, kelompok industri kreatif sub sektor Seni dan Budaya (Pertunjukan) hanya melingkupi kegiatan yang berhubungan dengan seni drama, teater dan karawitan serta tari baik tanpa membedakan antara klasik, tradisi, modern, populer maupun kontemporer.

Termasuk di dalamnya industri pendukung yang berkaitan seperti tata panggung, pencahayaan, busana dan tata suara. Menumbuhkan ekonomi kreatif tidak bias lepas dari budaya setempat, busaya harus menjadi basis pengembangannya. Dalam konteks kebudayaan lokal ada yang di sebut dengan kearifan lokal yang menjadi nilai bermakna, antara lain, di terjemahkan ke dalam bentuk fisik berupa produk kreatif daerah setempat.

Ekonomi kreatif tidak bisa dilihat dalam konteks ekonomi saja, tetapi juga dimensi budaya. Ide-ide kratif yang muncul adalah produk budaya, karena strategi kebudayaan sangat menentukan arah perkembangan ekonomi kreatif.

Artikel Produk Industri Seni Pertunjukan diambil dari situs web Universitas Katolik Parahyangan.

Berita Terkini

Menilik Relasi Masyarakat Baduy dan Agama dalam Sudut Pandang Geise

Menilik Relasi Masyarakat Baduy dan Agama dalam Sudut Pandang Geise

UNPAR.AC.ID, Bandung – Sampai saat ini, masyarakat sering kali menghakimi atau mendiskriminasi suatu golongan tertentu yang masih kental dengan adat serta budaya seperti masyarakat adat, serta mengaitkannya dengan agama. Namun, Mgr. Geise, seorang misionaris sekaligus...

Kontak Media

Divisi Publikasi

Kantor Pemasaran dan Admisi, Universitas Katolik Parahyangan

Jln. Ciumbuleuit No. 94 Bandung
40141 Jawa Barat

Jul 27, 2021

X