Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan (LPPM UNPAR) menyelenggarakan webinar bertajuk “Tata Kelola Jurnal Ilmiah Berbasis OJS-3”, pada Jumat (16/7/2021) lalu. Hadir Peneliti Senior di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Tinton D. Atmaja, S.T., M.T., sebagai fasilitator dalam giat yang berlangsung secara daring itu.
Kepala LPPM Dr. Henky Muljana, S.T., M.Eng., mengatakan bahwa workshop tersebut sebagai lanjutan dari webinar sebelumnya. Sekadar informasi, LPPM telah menyelenggarakan webinar bertajuk “Menuju Jurnal Ilmiah Bereputasi” pada 6 Mei 2021 lalu. Hal ini sebagai upaya LPPM UNPAR meningkatkan kualitas jurnal ilmiah di lingkungan UNPAR secara berkelanjutan.
Webinar kali dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama terkait Manajemen Penerbitan Jurnal Elektronik Submit s/d publish via OJS v3.2.1.2, sementara sesi kedua membahas Tata Kelola Jurnal Elektronik Sesuai Standar Arjuna (Akreditasi Jurnal Nasional) OJS v3.2.1.2.
“Harapannya bisa menyelesaikan yang mungkin ditemukan oleh para pengelola jurnal. Juga dapat memberikan gambaran terkait keseluruhan proses yang biasa kita lakukan. Besar harapan kegiatan ini bisa memberikan manfaat untuk pengelolaan jurnal kita menjadi yang lebih baik,” ucap Henky.
Lebih lanjut, Tinton menuturkan bahwa secara garis besar ada 2 kegiatan besar dalam pengelolaan jurnal elektronik. Pertama adalah perjalanan naskah dan kedua yaitu pengelolaan website.
Menurut dia. Manajemen pengelolaan daring penuh dari submit ke publish itu bisa dilakukan secara online, karena ada unsur penilaian dimana jika bisa dilakukan secara daring penuh maka akan mendapat nilai 3.00. Sementara jika menggunakan manajemen penyuntingan secara kombinasi daring dan surat elektronik nilainya 2.00. Lain lagi jika menggunakan manajemen penyuntingan melalui surat elektronik saja nilainya hanya 1.00.
“Jadi targetnya submission online, review online, copy editing online, production (tata letak) online, dan publication-nya juga via OJS. Jadi semuanya via OJS, kita meminimalisir menggunakan e-mail di belakang walaupun itu juga enggak apa-apa. Kita sudah install OJS, sudah ingin akreditasi, tapi kemudian kita tidak bisa menjalankan perjalanan naskahnya, sayang, ya. Jadi kalau kita masih enggak full online, fungsi-fungsi yang banyak terhubung tidak berjalan,” ujar Tinton.
Selanjutnya, di sesi kedua, Tinton menjelaskan soal tata kelola jurnal elektronik sesuai standar Arjuna OJS 3.2.1.2. Tinton mengungkapkan, tren penggunaan OJS saat ini memang menuju OJS-3. Cepat atau lambat, lanjut dia, semua orang yang memakai OJS-2 akan bermigrasi ke OJS-3. Lebih lanjut, dia pun memaparkan apa saja yang perlu dilakukan demi pengoptimalan OJS-3 serta strategi pengelolaan jurnal ilmiah menuju akreditasi ARJUNA demi mencapai SINTA-2.
Untuk mencapai akreditasi SINTA-2, maka perlu memenuhi 8 persyaratan awal, yaitu e-ISSN, Publication Ethic, Digital Object Identifier, Bersifat Ilmiah, Google Scholar, lebih dari 5 artikel, lebih dari 2 terbitan per tahun, dan penerbitan berkala selama lebih dari 2 tahun secara berurutan.
Sementara 8 unsur penilaian dengan masing-masing bobot nilai yaitu penamaan terbitan berkala ilmiah (3), kelembagaan penerbit (4), penyuntingan dan manajemen (17), substansi artikel (39), gaya penulisan (12), penampilan (8), keberkalaan (8), dan penyebarluasan (11). Diketahui bahwa satu jurnal ilmiah dinyatakan minimum terakreditasi SINTA-2 apabila paling sedikit memperoleh nilai total 70 (manajemen dan substansi). (Ira Veratika SN-Humkoler UNPAR)
Artikel LPPM UNPAR Gelar Workshop Tata Kelola Jurnal Ilmiah Berbasis OJS-3 diambil dari situs web Universitas Katolik Parahyangan.